Blogroll

http://arsiteklopedia.blogspot.com

Visitors

Heart, Action, Inspiration

Atau yang biasa saya singkat HAI. Artinya melakukan semua kegiatan dengan hati yang tulus, dengan aksi secara langsung, dan menginspirasi orang-orang di sekitar saya. Amin :D

Mencoba untuk Melangkah yang Lebih Baik Lagi

Hidup ini hanya sekali, sekali dan harus berarti. Untuk ibuku, bapakku, kedua kakakku, keponakanku, sahabatku dan teman-temanku. Aku yakin bisa membahagiakan kalian semua.

Menuntut Ilmu di Prodi Teknik Arsitektur Universitas Negeri Semarang

Menjadi seorang arsitek adalah impian saya sejak kecil, untuk itu ingatkan saya teman jika saya berada di luar haluan. Kalau bukan kalian, siapa lagi !

Public Speaking yang Baik

Harapan saya yang ini adalah memiliki public speaking yang baik. Pandai berbicara di depan banyak orang, sehingga nantinya dapat dikenal banyak teman.

Ingatkan Saya Teman !!!

Ingatkan saya teman jika saya mulai malas mengerjakan tugas, jika saya menunda sholat dan pekerjaan saya, jika saya tidak memperhatikan dosen ketika di kelas, jika saya tidak mengumpulkan tugas tepat waktu.

Bersama Teman-teman SMK Negeri 1 Blitar saat Diesnatalis 1 Oktober 2011 Lalu

Orang bilang masa SLTA adalah masa yang paling indah, saya pikir saya setuju dengan pendapat itu.

Rabu, 06 November 2013

Sasono Molejo, Rumah dalam Komplek Keraton Surakarta yang Mengarahkanku Menemui Kanjeng Gusti Pangeran Puger



 Ini akan sedikit saya kisahkan tentang perjalanan saya ke Kota Solo, disitu saya berbincang langsung dengan KGPH Puger. Kuliah di Asitektur memang kebanyakn survei, karena denga survei kita dapat menerpakan ilmu yang kita dapat di bangku perkuliahan dan akan mengingatnya terus. Survey kali ini adalah tuga mata kulia Arsitektur Vernakular Indonesia. Ini masih tahap minta ijin ke petinggi keratonnya langsung, belum surveynya. oke, gitu aja pengantar dari saya, selamat membaca.
Pagi yang Kantuk
Langit yang berwan menyambut pagi itu, Jumat, 26 April 2013 jam 7 pagi saya harus buru-buru berangkat ke kampus untuk kuliah, dengan teman sekamar saya yang juga satu prodi dengan saya. Meskipun sebenarnya mata ini masih ngantuk, karena baru tidur jam 4 pagi tapi aku harus sadar, bahwa kuliah hari ini adalah salah satu mata kuliah kesukaan saya, yapss TIK. Kali ini membahas tentang cara membuat blog lewat blogger. Singkat cerita, kuliah selesai jam 9 pagi, dengan tancap gas saya langsung ke warteg dan anehnya gak tau kenapa, tanpa petir tanpa badai hari itu aku gak mood untuk makan, padahal hanya sayur sop seger sama lauk kerupuk dan segelas air putih. Akhirnya aku makan setengahnya.

Perjalanan dari Semarang Ke Keraton Surakarta
Setengah jam setelah sarapan tadi, setelah semua persiapan selesai. Aku langsung menuju kota solo, bersama 4 tempat lainnya.Kali ini ak berboncengan dengan temanku. Jadi, total rombongan kali ini adalah 6 orang.  Nah di sana kami bukan niat untuk jalan-jalan,  nonton band terkenal atau apalah. Tapi perjalanan kami kali ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah “Arsitektur Vernakuler Indonesia” , yang kali ini kami mengambil tema arsitektur tradisinal Indonesia. Perjalanan kami kali ini sangat mengasyikkan, hanya kemacetan di daerah kali jati sampai terminal bawen yang membuat kami gak nyaman, tapi maklumlah karena masih ada perbaikan jalan. Memang di daerah ini kontur tanah jalnnya urang rata dan bergelombang.  Hal yang membuat kami terkejut, saat di jalan lingkar Salatiga. Saat siang itu, jalanan sangat sepi sehingga kami memacu gas dengan kencang.Karenanmemang didaerah ini, terdapat empat lajur dan masing-masing arah ada 2 lajur. Saat itu ada mobil truk yang putar balik di tanjakan, dan di kiri jalan ada mobil kijang biru yang lagi kempes ban. Saat kami menghindari truk yang mendadak puter balik tadi, hashhhhhh di sebelah kiri ada mobil kijang yang kemps ban tadi. Hah, dengan rem semendadak mungkin kami berusaha mengerem mungkin, syukurlah terhindar dari tabrakan 3 motor secara beruntun.hehe..

Tiba di Kota Solo
Solo, kami tiba sekitar pukul setengah 2 sore. Perjalanan yang agak lama ini karena tadi mampir untuk sholat jumat di daerah Salatiga. Sesampai di solo kami langsung menuju warung kmakan. Karenan memang perut ini seakan-akan menggebu untuk minta diisi. Pecel khas solo telah kami santap, selanjutnya perjalanan kami mengarah ke kompleks keraton Surakarta. Akhir februari lalu, sewaktu mau balik ke Semarang setelah pulang kampung ke kampung halaman saya di Blitar saya sempat keliling kota solo. Alhasil perjalananku kali ini ke solo bukan perjalanan yang pertama. Sehingga perjalananku keliling kompleks keraton bukan perjalanan yang pertama. Sehingga untuk keliling kompleks keraton, aku sudah paham jalur-jalurnya seperti apa. Setelah sampai di selatan keraton, kami sempat bingung mau nyurvei rumah yang mana. Banyak banget rumah yang masih terjaga ke-tradisioanlannya. Tetapi yang masih lengkap, seperti ada regol, gandok, pendoponya kami belum lihat. Sesaat setelah itu, aku memberanikan diri bertanya ke salah satu Linmas yang sedang berjaga di kantor kelurahan Baluwarti. Dari wawancara saya terhadap petugas tersebut, bias saya simpulkan bawah di selatan keraton ini masih banyk rumah yang sangat terjaga keasliannya, seperti atap rumah yang masih terbuat dari kulit kayu atau regol-regol yang terdapat di depan rumah. Tetapi untuk menyurvei tempat tersebut, kami harus menemui Gusti Puger, salah satu putra mahkota keraton. Ihirr, dalam pikiranku segan banget, rakyat biasa seperti saya mau sowan ke pangeran keraton Surakarta. Setelah memutar balik, karena memang jalan di sini searah. Kami menuju keraton Utara Surakarta, secara tidak sengaja kami melihat rumah di sisi kiri kami. Tepatnya di sebelah barat keraton selatan. Namanya rumah joglo yang masih lengkap dengan antek-anteknya itu adalah Sasono Moeljo (masih dengan ejaan kuno). Setelah memutuskan untuk memilih rumah tersebut,  kami menuju keraton utara. Dengan memarkirkan kendaraan di barat keraton. Kami langsung bergegas menuju abdi dalem keraton, untuk mengarahkan kami menemui Pangeran Gusti Puger. Nah ceritanya, saya dan teman-teman clingak-clinguk gak jelas bingung mau kemana. Ada seorang abdi dalem keraton disitu, nah langsung saya tanya deh. "Pak, kalau mau bertemu Gusti Puger dimana ya pak?" "Ohh.. orangnya ada didalam mas biasanya, langsung masuk saja atau masnya saya kasih kan ke mas saja!" saya berpikir sejenak, lalu bapaknya langsung bilang "gapapa mas, nyante aja! nanti langsung di telpon gapapa" oke, saya langsung catat nomernya, kalau temen-temen mau minta saya masih save nomernya beliau kok. Lalu dengan sedikit keraguan saya langsung menelpon kanjeng gusti. Dengan jantung deg-degaan setelah diangkat oleh beliau saya berbicara ba-bi-bu-be-bo dengan logat bahasa jawa 'krama inggil' . Akhirnya saya dipersilahkan masuk ke dalam halaman keraton (utara). Beliaunya ternyata berambut putih dan panjang. Setelah mendekat ke beliau, saya sempet bingung mau duduk dimana karena tidak ada tempat duduk dan tidak dipersilahkan duduk. Akhirnya saya dan teman-teman duduk dibawah pelataran rumah yang kotor, mau gimana lagi karena gak dipersilahan duduk sih. Lalau selanjutnya adalah obrolan antara saya dan teman-teman tentang prosedur survei dan meminta ijin kepada beliaunya seperti apa.
Dibawah ini saya kasih lihat foto-foto bangunan yang mau kami survey.

Pendopo utama Sasono Mulyo

Prasasti bangunan yang terdapat di regol (pintu gerbang) sebelah kanan

Plat kuningan dari pemkot surakarta, bahwa bangunan ini dilindung sesuai undang-undang yang berlaku

Tumpang sari di bagian pendopo utama, tampak mewah bangunan dengan adanya tumpang sari ini

Istirahat sejenak untuk shoat asar, dikawasan masjid Keraton Surakarta

Sekian dari cerita perjalanan saya ke solo, lain kali akan saya sambung dengan cerita pas hari survenya (kalau sempet tapi) hehehe

Saya mahasiswa arsitektur dan saya menyukai hidup saya. #ArchitecTour





Perjalanan ke Benteng Willem, Kota Kecamatan Ambarawa #ArchitecTour




Halo gais, sebelum saya mengulas tentang perjalanan saya ke Benteng Willem Ambarawa ini, saya mau menyeritakan sekilas tentang apa sih Benteng Willem itu? kenapa letaknya di Ambarawa? kenapa namanya Willem?
Selayang pandang :
Ambarawa merupakan salah satu kota kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang. Selain dikenal dengan kemacetannya, kota ini juga dikenal karena memiliki sejarah yang cukup signifikan di Jawa Tengah.
Pada tahun 1840an ketika VOC berkuasa di Jawa Tengah, Ambarawa merupakan titik sumbu strategis antara Semarang dan Surakarta. Pada awal abad 18, VOC membangun benteng benteng di sepanjang jalur Semarang – Oenarang (sekarang Ungaran) – Salatiga – Surakarta (Solo). Rancangan ini dimaksudkan untuk pengembangan hubungan dengan Kerajaan Mataram. Kamp kamp militer juga dibangun di kota kota yang dilalui, tak terkecuali Ambarawa.
Pada masa kekuasaan Kolonel Hoorn, tahun 1827-1830, sempat ada barak militer dan penyimpanan logistik militer, dan pada tahun 1834 dibangunlah sebuah benteng modern di Ambarawa yang kemudian diberi nama Benteng Willem I yang pembangunannya berakhir pada tahun 1845. 
Tidak banyak yang bisa digali tentang sejarah dari Benteng Willem I ini, dan beberapa sumber mengatakan bahwa benteng ini adalah barak militer KNIL yang terhubung ke Magelang/ Jogja dan Semarang via kereta api.
Pada umumnya benteng dibangun dengan prinsip defensif dan kuat yang dimaksudkan untuk pertahanan dari serangan musuh. Sering dijumpai pula dibangun parit mengelilingi benteng untuk memaksimalkan pertahanan.
Namun Benteng Willem I ini ternyata memiliki desain yang berbeda. Dengan banyak jendela, pastinya benteng ini bukan di desain untuk pertahanan. Kemungkinan adalah untuk barak militer dan penyimpanan logistik militer. Di benteng ini juga tidak dilengkapi bangunan sebagai tameng. Dan tidak ada bekas bekas lobang di puncak puncak dinding seperti halnya pada benteng benteng peninggalan Portugis yang dirancang untuk memasang meriam.
Karena keterbatasan informasi mengenai benteng ini, sementara ini yang saya ketahui adalah dari pembangunan 1853  sampai tahun 1927 digunakan sebagai barak militer KNIL. 

Pelatihan parade tentara di Benteng Willem 1
Beberapa catatan yang berhasil saya dapatkan adalah sebagai berikut :
1865 : Terjadi gempa bumi besar yang mengakibatkan beberapa bagian bangunan benteng hancur.
1927 : Benteng Willem I disesuaikan dari penjara tawanan anak anak menjadi penjara tahanan politik dan tahanan dewasa
1942 – 1945  : Dikuasai Jepang dan dipergunakan sebagai kamp militer
1945 : Markas besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat) 14 Oktober – 23 November 1945
1950 : Sebagai penjara dewasa dan barak militer
1985 : Sebagai penjara anak anak dan barak militer
1991 : Sebagai Penjara kelas IIB dan barak militer
2003 – sekarang : Lapas Kelas II A dan barak militer
Bappeda Kabupaten Semarang
Nah itu tadi sekilas tentang Benteng Willem itu sendiri seperti apa. Berikut ini akan saya ceritakan tentang perjalanan saya ke Benteng Willem ini. Berawal dari tugas mata kuliah Sejarah dan Teori Perkembangan Kota, saya dan teman-teman saya yang lainnya totalnya 5 anak. Memilih Kota Ambarawa  untuk kami kaji lebih dalam. Tugas ini sebenarnya tugas besar, tapi kami hanya di kasih waktu satu minggu untuk menyelesaikannya. hhmm.. waktu yang singkat ntuk ukuran tugas besar. Pada hari Selasa sekitar jam 10 pagi kami langsung tancap gas menuju Kota Ungaran, tujuan pertama kami saat itu adalah Bappeda Kabupaten Semarang. Nah, disini saya dan partner saya si rina langsung menuju ke resepsionis. Disitu kami disambut dengan senyuman yang ramah. setelah menjelaskan maksud dan tujuan kami ke tempat itu, kami langsung diarahkan ke bagian perencanaan Kabupaten Semarang. Disitu kami disuruh duduk terlebih dahulu sambil menunggu mbak ita. Mbak ita oh mbak ita, akhirnya kau datang juga, hehehe :D. Setelah menjelaskan maksud dan tujuan kami ke situ, mbaknya juga sempet bingung sih,, kalau arsitek mengkaji tentang perencanaan kota agaknya terlalu luas. Wawancara selesai, jam menunjukkan pukul 11:00. Pikir di situ sejenak, agaknya waktunya nyukup buat ngejar mata kuliah Struktur Konstruksi dan Sistem Bnagunan 3 yang niatnya pengen bolos. ( bolos untuk tugas yang lain gapapa kan?)

Perjalanan ke Ambarawa
Dari Kota Ungaran motor kami bertiga langsung menuju Kota Ambarawa, agaknya siang-siang gini pikiranku udah kemana-mana. Sepertinya macet parah, di daerha pasar babadan ama daerha perbaikan jalan di dekat perempatan alun-alun ungaran. Setelah melaju beberapa saat, akhirnya dugaanku benar juga. Kemacetan parah mulai kami temui di daerah ungaran arah Solo/Jogja tapi arah sebaliknya yang ke arah Ungaran gak. Di daerah Pasar Babadan saat motor saya berjalan pelan karena macet saya di suruh minggir oleh pak pol. "Tolong tunjukkan STNK ama SIMny dek" "iyaa pak." jawabku. "darimana ini?" "unnes pak" , mau kemana dek?" mau ke Ambarawa Pak!" (bapaknya sambil megangin plat motor saya dari tadi). lalu bapak pol nya bilang, "nih plat motor jangan di giniin ya! besok di ganti!!" "iyaa pak!" sambil cekikikan dalam hati. yang kenal ama aku, mungkin tau sendiri plat motorku kaya apa :D

Kantor Kecamatan Ambarawa
Dipertigaan terminal Bawen, kalau teman-teman mau ke Ambarawa, silahkan ambil kanan. Walaupun gak ada lampu merah, tapi aman buat belok kanan. Sesampai di lampu merah pertama, kalian lurus saja. Karena jika belok kiri, kalian akan melewati jalan lingkar ambarawa untuk ke jogja. Sedangkan kalau lurus, kalian akan ke Pusat Kota Ambarawa tembusnya juga sama sih, ke jogja juga. Nanti  dua jalur tersebut akan bertemu kembali di pertigaan SPBU Ngampin. Bedanya kalau lewat pusat kota nanti rame, dan kalian akan menjumpai kemacetan. Setelah melewati Pasar Projo, saya bertanya kepada tukang parkir yang ada dipinggir jalan." Kantor kecamatan ambarawa sebelah mana ya pak?" "ini mas lurus saja, ada perempatan arah Bandungan belok kanan aja, ada poho besar, disitu kantor kecamatannya!" "oo ya pak, terimakasih banyak". Tak jauh dari situ, kami langsung menemui kantor kecamtan yang dimaksud. Dengan hati mantap saya langsung berkunjung ke bagian sekcab, nah disitu kamu di lempar-lemapr antar seksi-seksi yang ada di kanto tersebut. Awaknya di suruh ke bagian pembangunan, di lempar ke bagian administrasi, dan terkahir kami di suruh ke bagian pariwisata. Dibagian pariwisata ini lah, saya dapat mengorek banyak informasi. Nama narasumbernya mbak indun, beliau lulusan sejarah UNS. Beliau sangat legowo sekali menerima kedatangan kami. Udah cantik, ramah, pinter lagi. hihihihih.. :D Mbak Indun ini menceritakan tentang banguna bersejarah yang ada di daerah kerja beliau ini. Diantaranya adalah pejagalan, gereja jago, pasar projo, benteng willem, stasiun ambarawa, dan tentang monumen palagan ambarawa. Beliau sangat detail sekai menjelaskan kepada kami tentang bangunan-bangunan bersejarah yang ada di kota itu. Setelah berunding sejenak dengan teman-teman saya, akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi Benteng Pendem atau dulunya di sebut sebagai Benteng Willem. Setelah di kasih tunjuk oleh mbak Indun, kami langsung menuju Benteng Pendem.

Benteng Pendem alias Benteng Willem
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, benteng ini dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Dari monumen Palagan ambil kiri ke arah Kampung Rawa, melewati stasiun Ambarawa (sebenarnya kami juga pengen ke stasiun ini, tapi karena ada revitalisasi stasiun. karena stasiun ini akan difungsikan kembali layakny stasiun pada umumnya) Setelah melewati rel, kami menemui lapangan besar layaknya alun-alun. Setelah itu belok kanan, jika kalian menemui markas yonif kavaleri, masuk saja. Kemarin sih saya tanya sama tentara yang jadi patung di depan itu, yang biasanya berdiri terus itu oh.. yang bawa senjata api. Dari informasi yang saya dapat dari penjaga tadi, saya di suruh lurus saja. Setelah melewati barak-barak tentara, akhirnya saya menemui sebuah benteng. Didalam benteng tersebut, ternyata terdapat Lapas Kelas IIA Ambarawa. Setelah parkir, kami langsung keliling komplek benteng ini. Sungguh ironis, karena banyak sisi benteng yang tidak terawat. Seperti dijadikan sarang burung walet, dengan di tembok dan kondisi jalan yang becek. Oya.. jika kalian mau kesini, tidak dipungut biaya masuk loh. Cuma bayar parkir sebesar seribu rupiah, itupun parkirnya didepan lapas tadi. Bangunannya juga sangat bagus, menuru mbak Indun tadi tempat ini sering dijadikan foto pre wedding. SSttt saya berpikir sejenak, foto pre wedding nanti saya dimana ya? hihihi.. :D Jam 14:30 saya melnjutkan perjalan pulang ke kampus Unnes Sekaran. Perjalan agak di kebut karena agaknya langit mulai tak bersahabat dan ada yang saya tunggu di kampus nanti, yakni sore itu Nidji ada konser di kampus Unnes sekaran.
Oke itu sedikit cerita dari saya,. Selanjutnya saya lampirkan sebagian foto di Benteng Willem bersama teman-teman saya,
saya mahasiswa arsitek dan saya menyukai hidup saya. #ArchitecTour



terimakasih buat hamidanwar.blogspot.com atas artikel tentang Kota Ambarawanya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More