Halo gais, sebelum saya mengulas tentang perjalanan saya ke Benteng Willem Ambarawa ini, saya mau menyeritakan sekilas tentang apa sih Benteng Willem itu? kenapa letaknya di Ambarawa? kenapa namanya Willem?
Selayang pandang :
Ambarawa merupakan salah satu kota kecamatan yang ada di
Kabupaten Semarang. Selain dikenal dengan kemacetannya, kota ini juga dikenal
karena memiliki sejarah yang cukup signifikan di Jawa Tengah.
Pada tahun 1840an ketika VOC berkuasa di Jawa Tengah, Ambarawa
merupakan titik sumbu strategis antara Semarang dan Surakarta. Pada awal abad
18, VOC membangun benteng benteng di sepanjang jalur Semarang – Oenarang
(sekarang Ungaran) – Salatiga – Surakarta (Solo). Rancangan ini dimaksudkan
untuk pengembangan hubungan dengan Kerajaan Mataram. Kamp kamp militer juga
dibangun di kota kota yang dilalui, tak terkecuali Ambarawa.
Pada masa kekuasaan Kolonel Hoorn, tahun 1827-1830, sempat
ada barak militer dan penyimpanan logistik militer, dan pada tahun 1834
dibangunlah sebuah benteng modern di Ambarawa yang kemudian diberi nama Benteng
Willem I yang pembangunannya berakhir pada tahun 1845.
Tidak banyak yang bisa digali tentang sejarah dari Benteng
Willem I ini, dan beberapa sumber mengatakan bahwa benteng ini adalah barak
militer KNIL yang terhubung ke Magelang/ Jogja dan Semarang via kereta api.
Pada umumnya benteng dibangun dengan prinsip defensif dan
kuat yang dimaksudkan untuk pertahanan dari serangan musuh. Sering dijumpai
pula dibangun parit mengelilingi benteng untuk memaksimalkan pertahanan.
Namun Benteng Willem I ini ternyata memiliki desain yang
berbeda. Dengan banyak jendela, pastinya benteng ini bukan di desain untuk
pertahanan. Kemungkinan adalah untuk barak militer dan penyimpanan logistik
militer. Di benteng ini juga tidak dilengkapi bangunan sebagai tameng. Dan
tidak ada bekas bekas lobang di puncak puncak dinding seperti halnya pada
benteng benteng peninggalan Portugis yang dirancang untuk memasang meriam.
Karena keterbatasan informasi mengenai benteng ini,
sementara ini yang saya ketahui adalah dari pembangunan 1853 sampai tahun 1927 digunakan sebagai barak
militer KNIL.
Pelatihan parade tentara di Benteng Willem 1
Beberapa catatan yang berhasil saya dapatkan adalah sebagai
berikut :
1865 : Terjadi gempa bumi besar yang mengakibatkan beberapa
bagian bangunan benteng hancur.
1927 : Benteng Willem I disesuaikan dari penjara tawanan
anak anak menjadi penjara tahanan politik dan tahanan dewasa
1942 – 1945 :
Dikuasai Jepang dan dipergunakan sebagai kamp militer
1945 : Markas besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat) 14 Oktober
– 23 November 1945
1950 : Sebagai penjara dewasa dan barak militer
1985 : Sebagai penjara anak anak dan barak militer
1991 : Sebagai Penjara kelas IIB dan barak militer
2003 – sekarang : Lapas Kelas II A dan barak militer
Bappeda Kabupaten Semarang
Nah itu tadi sekilas tentang Benteng Willem itu sendiri seperti apa. Berikut ini akan saya ceritakan tentang perjalanan saya ke Benteng Willem ini. Berawal dari tugas mata kuliah Sejarah dan Teori Perkembangan Kota, saya dan teman-teman saya yang lainnya totalnya 5 anak. Memilih Kota Ambarawa untuk kami kaji lebih dalam. Tugas ini sebenarnya tugas besar, tapi kami hanya di kasih waktu satu minggu untuk menyelesaikannya. hhmm.. waktu yang singkat ntuk ukuran tugas besar. Pada hari Selasa sekitar jam 10 pagi kami langsung tancap gas menuju Kota Ungaran, tujuan pertama kami saat itu adalah Bappeda Kabupaten Semarang. Nah, disini saya dan partner saya si rina langsung menuju ke resepsionis. Disitu kami disambut dengan senyuman yang ramah. setelah menjelaskan maksud dan tujuan kami ke tempat itu, kami langsung diarahkan ke bagian perencanaan Kabupaten Semarang. Disitu kami disuruh duduk terlebih dahulu sambil menunggu mbak ita. Mbak ita oh mbak ita, akhirnya kau datang juga, hehehe :D. Setelah menjelaskan maksud dan tujuan kami ke situ, mbaknya juga sempet bingung sih,, kalau arsitek mengkaji tentang perencanaan kota agaknya terlalu luas. Wawancara selesai, jam menunjukkan pukul 11:00. Pikir di situ sejenak, agaknya waktunya nyukup buat ngejar mata kuliah Struktur Konstruksi dan Sistem Bnagunan 3 yang niatnya pengen bolos. ( bolos untuk tugas yang lain gapapa kan?)
Perjalanan ke Ambarawa
Dari Kota Ungaran motor kami bertiga langsung menuju Kota Ambarawa, agaknya siang-siang gini pikiranku udah kemana-mana. Sepertinya macet parah, di daerha pasar babadan ama daerha perbaikan jalan di dekat perempatan alun-alun ungaran. Setelah melaju beberapa saat, akhirnya dugaanku benar juga. Kemacetan parah mulai kami temui di daerah ungaran arah Solo/Jogja tapi arah sebaliknya yang ke arah Ungaran gak. Di daerah Pasar Babadan saat motor saya berjalan pelan karena macet saya di suruh minggir oleh pak pol. "Tolong tunjukkan STNK ama SIMny dek" "iyaa pak." jawabku. "darimana ini?" "unnes pak" , mau kemana dek?" mau ke Ambarawa Pak!" (bapaknya sambil megangin plat motor saya dari tadi). lalu bapak pol nya bilang, "nih plat motor jangan di giniin ya! besok di ganti!!" "iyaa pak!" sambil cekikikan dalam hati. yang kenal ama aku, mungkin tau sendiri plat motorku kaya apa :D
Kantor Kecamatan Ambarawa
Dipertigaan terminal Bawen, kalau teman-teman mau ke Ambarawa, silahkan ambil kanan. Walaupun gak ada lampu merah, tapi aman buat belok kanan. Sesampai di lampu merah pertama, kalian lurus saja. Karena jika belok kiri, kalian akan melewati jalan lingkar ambarawa untuk ke jogja. Sedangkan kalau lurus, kalian akan ke Pusat Kota Ambarawa tembusnya juga sama sih, ke jogja juga. Nanti dua jalur tersebut akan bertemu kembali di pertigaan SPBU Ngampin. Bedanya kalau lewat pusat kota nanti rame, dan kalian akan menjumpai kemacetan. Setelah melewati Pasar Projo, saya bertanya kepada tukang parkir yang ada dipinggir jalan." Kantor kecamatan ambarawa sebelah mana ya pak?" "ini mas lurus saja, ada perempatan arah Bandungan belok kanan aja, ada poho besar, disitu kantor kecamatannya!" "oo ya pak, terimakasih banyak". Tak jauh dari situ, kami langsung menemui kantor kecamtan yang dimaksud. Dengan hati mantap saya langsung berkunjung ke bagian sekcab, nah disitu kamu di lempar-lemapr antar seksi-seksi yang ada di kanto tersebut. Awaknya di suruh ke bagian pembangunan, di lempar ke bagian administrasi, dan terkahir kami di suruh ke bagian pariwisata. Dibagian pariwisata ini lah, saya dapat mengorek banyak informasi. Nama narasumbernya mbak indun, beliau lulusan sejarah UNS. Beliau sangat legowo sekali menerima kedatangan kami. Udah cantik, ramah, pinter lagi. hihihihih.. :D Mbak Indun ini menceritakan tentang banguna bersejarah yang ada di daerah kerja beliau ini. Diantaranya adalah pejagalan, gereja jago, pasar projo, benteng willem, stasiun ambarawa, dan tentang monumen palagan ambarawa. Beliau sangat detail sekai menjelaskan kepada kami tentang bangunan-bangunan bersejarah yang ada di kota itu. Setelah berunding sejenak dengan teman-teman saya, akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi Benteng Pendem atau dulunya di sebut sebagai Benteng Willem. Setelah di kasih tunjuk oleh mbak Indun, kami langsung menuju Benteng Pendem.
Benteng Pendem alias Benteng Willem
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, benteng ini dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Dari monumen Palagan ambil kiri ke arah Kampung Rawa, melewati stasiun Ambarawa (sebenarnya kami juga pengen ke stasiun ini, tapi karena ada revitalisasi stasiun. karena stasiun ini akan difungsikan kembali layakny stasiun pada umumnya) Setelah melewati rel, kami menemui lapangan besar layaknya alun-alun. Setelah itu belok kanan, jika kalian menemui markas yonif kavaleri, masuk saja. Kemarin sih saya tanya sama tentara yang jadi patung di depan itu, yang biasanya berdiri terus itu oh.. yang bawa senjata api. Dari informasi yang saya dapat dari penjaga tadi, saya di suruh lurus saja. Setelah melewati barak-barak tentara, akhirnya saya menemui sebuah benteng. Didalam benteng tersebut, ternyata terdapat Lapas Kelas IIA Ambarawa. Setelah parkir, kami langsung keliling komplek benteng ini. Sungguh ironis, karena banyak sisi benteng yang tidak terawat. Seperti dijadikan sarang burung walet, dengan di tembok dan kondisi jalan yang becek. Oya.. jika kalian mau kesini, tidak dipungut biaya masuk loh. Cuma bayar parkir sebesar seribu rupiah, itupun parkirnya didepan lapas tadi. Bangunannya juga sangat bagus, menuru mbak Indun tadi tempat ini sering dijadikan foto pre wedding. SSttt saya berpikir sejenak, foto pre wedding nanti saya dimana ya? hihihi.. :D Jam 14:30 saya melnjutkan perjalan pulang ke kampus Unnes Sekaran. Perjalan agak di kebut karena agaknya langit mulai tak bersahabat dan ada yang saya tunggu di kampus nanti, yakni sore itu Nidji ada konser di kampus Unnes sekaran.
Oke itu sedikit cerita dari saya,. Selanjutnya saya lampirkan sebagian foto di Benteng Willem bersama teman-teman saya,
saya mahasiswa arsitek dan saya menyukai hidup saya. #ArchitecTour
terimakasih buat hamidanwar.blogspot.com atas artikel tentang Kota Ambarawanya.
0 komentar:
Posting Komentar