Blogroll

http://arsiteklopedia.blogspot.com

Visitors

Rabu, 06 November 2013

Sasono Molejo, Rumah dalam Komplek Keraton Surakarta yang Mengarahkanku Menemui Kanjeng Gusti Pangeran Puger



 Ini akan sedikit saya kisahkan tentang perjalanan saya ke Kota Solo, disitu saya berbincang langsung dengan KGPH Puger. Kuliah di Asitektur memang kebanyakn survei, karena denga survei kita dapat menerpakan ilmu yang kita dapat di bangku perkuliahan dan akan mengingatnya terus. Survey kali ini adalah tuga mata kulia Arsitektur Vernakular Indonesia. Ini masih tahap minta ijin ke petinggi keratonnya langsung, belum surveynya. oke, gitu aja pengantar dari saya, selamat membaca.
Pagi yang Kantuk
Langit yang berwan menyambut pagi itu, Jumat, 26 April 2013 jam 7 pagi saya harus buru-buru berangkat ke kampus untuk kuliah, dengan teman sekamar saya yang juga satu prodi dengan saya. Meskipun sebenarnya mata ini masih ngantuk, karena baru tidur jam 4 pagi tapi aku harus sadar, bahwa kuliah hari ini adalah salah satu mata kuliah kesukaan saya, yapss TIK. Kali ini membahas tentang cara membuat blog lewat blogger. Singkat cerita, kuliah selesai jam 9 pagi, dengan tancap gas saya langsung ke warteg dan anehnya gak tau kenapa, tanpa petir tanpa badai hari itu aku gak mood untuk makan, padahal hanya sayur sop seger sama lauk kerupuk dan segelas air putih. Akhirnya aku makan setengahnya.

Perjalanan dari Semarang Ke Keraton Surakarta
Setengah jam setelah sarapan tadi, setelah semua persiapan selesai. Aku langsung menuju kota solo, bersama 4 tempat lainnya.Kali ini ak berboncengan dengan temanku. Jadi, total rombongan kali ini adalah 6 orang.  Nah di sana kami bukan niat untuk jalan-jalan,  nonton band terkenal atau apalah. Tapi perjalanan kami kali ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah “Arsitektur Vernakuler Indonesia” , yang kali ini kami mengambil tema arsitektur tradisinal Indonesia. Perjalanan kami kali ini sangat mengasyikkan, hanya kemacetan di daerah kali jati sampai terminal bawen yang membuat kami gak nyaman, tapi maklumlah karena masih ada perbaikan jalan. Memang di daerah ini kontur tanah jalnnya urang rata dan bergelombang.  Hal yang membuat kami terkejut, saat di jalan lingkar Salatiga. Saat siang itu, jalanan sangat sepi sehingga kami memacu gas dengan kencang.Karenanmemang didaerah ini, terdapat empat lajur dan masing-masing arah ada 2 lajur. Saat itu ada mobil truk yang putar balik di tanjakan, dan di kiri jalan ada mobil kijang biru yang lagi kempes ban. Saat kami menghindari truk yang mendadak puter balik tadi, hashhhhhh di sebelah kiri ada mobil kijang yang kemps ban tadi. Hah, dengan rem semendadak mungkin kami berusaha mengerem mungkin, syukurlah terhindar dari tabrakan 3 motor secara beruntun.hehe..

Tiba di Kota Solo
Solo, kami tiba sekitar pukul setengah 2 sore. Perjalanan yang agak lama ini karena tadi mampir untuk sholat jumat di daerah Salatiga. Sesampai di solo kami langsung menuju warung kmakan. Karenan memang perut ini seakan-akan menggebu untuk minta diisi. Pecel khas solo telah kami santap, selanjutnya perjalanan kami mengarah ke kompleks keraton Surakarta. Akhir februari lalu, sewaktu mau balik ke Semarang setelah pulang kampung ke kampung halaman saya di Blitar saya sempat keliling kota solo. Alhasil perjalananku kali ini ke solo bukan perjalanan yang pertama. Sehingga perjalananku keliling kompleks keraton bukan perjalanan yang pertama. Sehingga untuk keliling kompleks keraton, aku sudah paham jalur-jalurnya seperti apa. Setelah sampai di selatan keraton, kami sempat bingung mau nyurvei rumah yang mana. Banyak banget rumah yang masih terjaga ke-tradisioanlannya. Tetapi yang masih lengkap, seperti ada regol, gandok, pendoponya kami belum lihat. Sesaat setelah itu, aku memberanikan diri bertanya ke salah satu Linmas yang sedang berjaga di kantor kelurahan Baluwarti. Dari wawancara saya terhadap petugas tersebut, bias saya simpulkan bawah di selatan keraton ini masih banyk rumah yang sangat terjaga keasliannya, seperti atap rumah yang masih terbuat dari kulit kayu atau regol-regol yang terdapat di depan rumah. Tetapi untuk menyurvei tempat tersebut, kami harus menemui Gusti Puger, salah satu putra mahkota keraton. Ihirr, dalam pikiranku segan banget, rakyat biasa seperti saya mau sowan ke pangeran keraton Surakarta. Setelah memutar balik, karena memang jalan di sini searah. Kami menuju keraton Utara Surakarta, secara tidak sengaja kami melihat rumah di sisi kiri kami. Tepatnya di sebelah barat keraton selatan. Namanya rumah joglo yang masih lengkap dengan antek-anteknya itu adalah Sasono Moeljo (masih dengan ejaan kuno). Setelah memutuskan untuk memilih rumah tersebut,  kami menuju keraton utara. Dengan memarkirkan kendaraan di barat keraton. Kami langsung bergegas menuju abdi dalem keraton, untuk mengarahkan kami menemui Pangeran Gusti Puger. Nah ceritanya, saya dan teman-teman clingak-clinguk gak jelas bingung mau kemana. Ada seorang abdi dalem keraton disitu, nah langsung saya tanya deh. "Pak, kalau mau bertemu Gusti Puger dimana ya pak?" "Ohh.. orangnya ada didalam mas biasanya, langsung masuk saja atau masnya saya kasih kan ke mas saja!" saya berpikir sejenak, lalu bapaknya langsung bilang "gapapa mas, nyante aja! nanti langsung di telpon gapapa" oke, saya langsung catat nomernya, kalau temen-temen mau minta saya masih save nomernya beliau kok. Lalu dengan sedikit keraguan saya langsung menelpon kanjeng gusti. Dengan jantung deg-degaan setelah diangkat oleh beliau saya berbicara ba-bi-bu-be-bo dengan logat bahasa jawa 'krama inggil' . Akhirnya saya dipersilahkan masuk ke dalam halaman keraton (utara). Beliaunya ternyata berambut putih dan panjang. Setelah mendekat ke beliau, saya sempet bingung mau duduk dimana karena tidak ada tempat duduk dan tidak dipersilahkan duduk. Akhirnya saya dan teman-teman duduk dibawah pelataran rumah yang kotor, mau gimana lagi karena gak dipersilahan duduk sih. Lalau selanjutnya adalah obrolan antara saya dan teman-teman tentang prosedur survei dan meminta ijin kepada beliaunya seperti apa.
Dibawah ini saya kasih lihat foto-foto bangunan yang mau kami survey.

Pendopo utama Sasono Mulyo

Prasasti bangunan yang terdapat di regol (pintu gerbang) sebelah kanan

Plat kuningan dari pemkot surakarta, bahwa bangunan ini dilindung sesuai undang-undang yang berlaku

Tumpang sari di bagian pendopo utama, tampak mewah bangunan dengan adanya tumpang sari ini

Istirahat sejenak untuk shoat asar, dikawasan masjid Keraton Surakarta

Sekian dari cerita perjalanan saya ke solo, lain kali akan saya sambung dengan cerita pas hari survenya (kalau sempet tapi) hehehe

Saya mahasiswa arsitektur dan saya menyukai hidup saya. #ArchitecTour





0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More