Ini akan sedikit saya kisahkan tentang perjalanan saya ke Kota Solo, disitu saya berbincang langsung dengan KGPH Puger. Kuliah di Asitektur memang kebanyakn survei, karena denga survei kita dapat menerpakan ilmu yang kita dapat di bangku perkuliahan dan akan mengingatnya terus. Survey kali ini adalah tuga mata kulia Arsitektur Vernakular Indonesia. Ini masih tahap minta ijin ke petinggi keratonnya langsung, belum surveynya. oke, gitu aja pengantar dari saya, selamat membaca.
Pagi yang Kantuk
Langit yang berwan menyambut pagi itu, Jumat, 26 April 2013
jam 7 pagi saya harus buru-buru berangkat ke kampus untuk kuliah, dengan teman
sekamar saya yang juga satu prodi dengan saya. Meskipun sebenarnya mata ini
masih ngantuk, karena baru tidur jam 4 pagi tapi aku harus sadar, bahwa kuliah
hari ini adalah salah satu mata kuliah kesukaan saya, yapss TIK. Kali ini
membahas tentang cara membuat blog lewat blogger. Singkat cerita, kuliah
selesai jam 9 pagi, dengan tancap gas saya langsung ke warteg dan anehnya gak
tau kenapa, tanpa petir tanpa badai hari itu aku gak mood untuk makan, padahal
hanya sayur sop seger sama lauk kerupuk dan segelas air putih. Akhirnya aku
makan setengahnya.
Perjalanan dari
Semarang Ke Keraton Surakarta
Setengah jam setelah sarapan tadi, setelah semua persiapan
selesai. Aku langsung menuju kota solo, bersama 4 tempat lainnya.Kali ini ak
berboncengan dengan temanku. Jadi, total rombongan kali ini adalah 6
orang. Nah di sana kami bukan niat untuk
jalan-jalan, nonton band terkenal atau
apalah. Tapi perjalanan kami kali ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata
kuliah “Arsitektur Vernakuler Indonesia” , yang kali ini kami mengambil tema
arsitektur tradisinal Indonesia. Perjalanan kami kali ini sangat mengasyikkan, hanya
kemacetan di daerah kali jati sampai terminal bawen yang membuat kami gak
nyaman, tapi maklumlah karena masih ada perbaikan jalan. Memang di daerah ini
kontur tanah jalnnya urang rata dan bergelombang. Hal yang membuat kami terkejut, saat di jalan
lingkar Salatiga. Saat siang itu, jalanan sangat sepi sehingga kami memacu gas
dengan kencang.Karenanmemang didaerah ini, terdapat empat lajur dan
masing-masing arah ada 2 lajur. Saat itu ada mobil truk yang putar balik di
tanjakan, dan di kiri jalan ada mobil kijang biru yang lagi kempes ban. Saat
kami menghindari truk yang mendadak puter balik tadi, hashhhhhh di sebelah kiri
ada mobil kijang yang kemps ban tadi. Hah, dengan rem semendadak mungkin kami
berusaha mengerem mungkin, syukurlah terhindar dari tabrakan 3 motor secara
beruntun.hehe..
Tiba di Kota Solo
Solo, kami tiba sekitar pukul setengah 2 sore. Perjalanan
yang agak lama ini karena tadi mampir untuk sholat jumat di daerah Salatiga.
Sesampai di solo kami langsung menuju warung kmakan. Karenan memang perut ini
seakan-akan menggebu untuk minta diisi. Pecel khas solo telah kami santap,
selanjutnya perjalanan kami mengarah ke kompleks keraton Surakarta. Akhir
februari lalu, sewaktu mau balik ke Semarang setelah pulang kampung ke kampung
halaman saya di Blitar saya sempat keliling kota solo. Alhasil perjalananku
kali ini ke solo bukan perjalanan yang pertama. Sehingga perjalananku keliling
kompleks keraton bukan perjalanan yang pertama. Sehingga untuk keliling kompleks
keraton, aku sudah paham jalur-jalurnya seperti apa. Setelah sampai di selatan
keraton, kami sempat bingung mau nyurvei rumah yang mana. Banyak banget rumah
yang masih terjaga ke-tradisioanlannya. Tetapi yang masih lengkap, seperti ada
regol, gandok, pendoponya kami belum lihat. Sesaat setelah itu, aku
memberanikan diri bertanya ke salah satu Linmas yang sedang berjaga di kantor
kelurahan Baluwarti. Dari wawancara saya terhadap petugas tersebut, bias saya
simpulkan bawah di selatan keraton ini masih banyk rumah yang sangat terjaga
keasliannya, seperti atap rumah yang masih terbuat dari kulit kayu atau
regol-regol yang terdapat di depan rumah. Tetapi untuk menyurvei tempat
tersebut, kami harus menemui Gusti Puger, salah satu putra mahkota keraton.
Ihirr, dalam pikiranku segan banget, rakyat biasa seperti saya mau sowan ke
pangeran keraton Surakarta. Setelah memutar balik, karena memang jalan di sini
searah. Kami menuju keraton Utara Surakarta, secara tidak sengaja kami melihat
rumah di sisi kiri kami. Tepatnya di sebelah barat keraton selatan. Namanya
rumah joglo yang masih lengkap dengan antek-anteknya itu adalah Sasono Moeljo
(masih dengan ejaan kuno). Setelah memutuskan untuk memilih rumah
tersebut, kami menuju keraton utara.
Dengan memarkirkan kendaraan di barat keraton. Kami langsung bergegas menuju
abdi dalem keraton, untuk mengarahkan kami menemui Pangeran Gusti Puger. Nah ceritanya, saya dan teman-teman clingak-clinguk gak jelas bingung mau kemana. Ada seorang abdi dalem keraton disitu, nah langsung saya tanya deh. "Pak, kalau mau bertemu Gusti Puger dimana ya pak?" "Ohh.. orangnya ada didalam mas biasanya, langsung masuk saja atau masnya saya kasih kan ke mas saja!" saya berpikir sejenak, lalu bapaknya langsung bilang "gapapa mas, nyante aja! nanti langsung di telpon gapapa" oke, saya langsung catat nomernya, kalau temen-temen mau minta saya masih save nomernya beliau kok. Lalu dengan sedikit keraguan saya langsung menelpon kanjeng gusti. Dengan jantung deg-degaan setelah diangkat oleh beliau saya berbicara ba-bi-bu-be-bo dengan logat bahasa jawa 'krama inggil' . Akhirnya saya dipersilahkan masuk ke dalam halaman keraton (utara). Beliaunya ternyata berambut putih dan panjang. Setelah mendekat ke beliau, saya sempet bingung mau duduk dimana karena tidak ada tempat duduk dan tidak dipersilahkan duduk. Akhirnya saya dan teman-teman duduk dibawah pelataran rumah yang kotor, mau gimana lagi karena gak dipersilahan duduk sih. Lalau selanjutnya adalah obrolan antara saya dan teman-teman tentang prosedur survei dan meminta ijin kepada beliaunya seperti apa.
Dibawah ini saya kasih lihat foto-foto bangunan yang mau kami survey.
Dibawah ini saya kasih lihat foto-foto bangunan yang mau kami survey.
Pendopo utama Sasono Mulyo
Prasasti bangunan yang terdapat di regol (pintu gerbang) sebelah kanan
Plat kuningan dari pemkot surakarta, bahwa bangunan ini dilindung sesuai undang-undang yang berlaku
Tumpang sari di bagian pendopo utama, tampak mewah bangunan dengan adanya tumpang sari ini
Istirahat sejenak untuk shoat asar, dikawasan masjid Keraton Surakarta
Sekian dari cerita perjalanan saya ke solo, lain kali akan saya sambung dengan cerita pas hari survenya (kalau sempet tapi) hehehe
Saya mahasiswa arsitektur dan saya menyukai hidup saya. #ArchitecTour
0 komentar:
Posting Komentar