Blogroll

http://arsiteklopedia.blogspot.com

Visitors

Rabu, 26 Februari 2014

CIP CELL Membawaku ke Tempat yang Mengesankan



Berawal dari pemikiran sederhana mengenai pembangkit yang menghasilkan listrik saat ini. Umumnya pembakaran bahan bakar fosil pada pembangkit untuk menghasilkan energi listrik tersebut berlangsung kurang sempurna akibatnya dihasilkanlah emisi Karbon Dioksida, Nitrogen Oksida dan Sulfur Oksida. Padahal gas tersebut salah satu penyumbang terbesar efek gas rumah kaca. Dari latar belakang tersebut, Muhammad Hadi Muchlison, mahasiswa arsitektur angkatan 2012 ini berinisiatif memunculkan sebuah ide yakni CIP CELL (Catalyst Integrated of Photovoltaic Cell) atau katalis yang terintegrasi sel fotovoltaik/ panel surya. Cara kerja CIP CELL ini adalah dengan memanfaatkan energi matahari yang melimpah di Indonesia. Berbeda dengan panel surya pada biasanya, panel surya (fotovoltaik) ini dapat dimanfaatkan pada malam hari. Untuk itu muchlis ini berinisiatif menggandeng rekannya yakni Fachry Azharuddin (Tenik Elektro) dan Yanuar Ary (Biologi) untuk mewujudkan gagasannya kali ini.



Cara kerja secara umum dari rancang bangun CIP CELL ini terbagi menjadi dua, yakni secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung merupakan perolehan sumber daya listrik yang berasal dari photovoltaic cell saat menerima pancaran sinar matahari pada saat matahari bersinar terik. Jadi hal ini hanya bisa terjadi pada siang hari. Sedangkan secara tidak langsung merupakan perolehan sumber daya listrik yang berasal dari baterai (fuel cell). Proses ini diawali dengan proses elektrolisis pada elektrolyzer, proses ini memisahkan air menjadi oksigen dan hidrogen. Selanjutnya oksigen dan hidrogen tersebut masuk ke dalam tabung penampung sementara sebelum masuk ke sel bahan bakar (fuel cell). Di dalam fuel cell inilah energi listrik yang dihasilkan tersebut dapat disimpan. Elektrolit pada fuel cell ini berupa air murni dan keluarannya (limbah) juga berupa air, sehingga akan sangat ramah lingkungan berbeda dengan aki yang menggunakan Asam Sulfat sebagai elektrolitnya.

Dari gagasan tersebut, muchlis mengusulkan gagasan tersebut dalam sebuah lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika ITS Surabaya. Tema utama dalam LKTI kali ini adalah Sustainable Energy For Eco Building, sehingga dirasa sangat cocok antara tema LKTI dengan gagasan tersebut. Serangkaian LKTI ini dimulai dari proses yang cukup panjang, yakni seleksi abstrak yang dimulai pada tanggal 10 Desember 2013 lalu, selanjutnya yang lolos seleksi abstrak diumumkan seminggu berikutnya pada tanggal 17 Desember. Dari ratusan abstrak yang masuk,  panitia mengambil setengahnya yakni 189 abstrak. Proses selanjutnya adalah pengumpulan karya tulis dalam bentuk hard copy dan soft copy. Pada tahap ini ada 111 karya tulis yang dikirim peserta ke panitia. Selanjutnya pada tanggal 25 Januari 2014 lalu diumumkan peserta-peserta yang lolos tahap final untuk melakukan presentasi dan pameran di Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 10 tim tersebut berasal dari berbagai perguruan tinggi diantaranya Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Pendidikan Ganesha Bali, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Jember, dan Universitas Airlangga Surabaya. Tahap Final dimulai dari pameran maket dan poster yang berlangsung di Graha ITS pada 6 Februari lalu. Keesokan harinya melaksanakan presentasi dan tanya jawab langsung dihadapan 3 dewan juri.


 
 Nah.. untuk juara pertamanya ada dari UGM, dengan konsep green house systemnya yakni penggabungan dari beberapa konsep green house seperti green roof, green WC system dan green sumber energynya. Sedangkan untuk juara kedua diraih dari UNS dengan pyzoelektriknya, yakni sebuah konsep yang mengubah getaran dari pintu masuk parkir kampus menjadi sumber energy listrik Sedangkan juara ketiganya di raih dari tuan rumah itu sendiri, betul sekali ITS menjadi juara di tempat ketiga dengan konsep rumah susun hemat cahaya.
 
Walaupun belum meraih juara dalam 3 besar, namun setidaknya sudah unjuk gigi dikompetisi bergengsi tingkat nasional ini. Tak lupa muchlis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan maket dan dosen pembimbing yang dengan telaten membimbing karya tulis ini. Pesan terakhir dari muchlis kali ini adalah tetap semangat dan jangan pernah berhenti untuk berkarya demi arsitektur unnes tercinta. Sedikit karya Anda akan menginspirasi orang lain untuk menciptakan karya-karya kecil dan menghasilkan inspirasi yang besar. Sebuah kebiasaan kecil mungkin akan dapat menghasilkan perubahan yang besar. 

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More